Mengenal Singapura di National Museum of Singapore (Singapore Getaway Part 6-End)

31 Agustus 2014

Cici, kalau oleh-oleh makanan dari Singapura yang biasa dibawa ke Indonesia apa?

Beli cokelat aja, bang!

Pagi-pagi gue sudah berbalas pesan via Viber dengan Olivia. Dia adalah teman yang bekerja di Singapura tetapi pada tanggal yang sama dengan kedatangan gue, Cici Olivia harus kembali ke Jakarta untuk urusan keluarga.

Diah, kayaknya gue mau ke Mustafa Centre lagi deh, mau beli cokelat. Lo mau ikut apa tunggu di hotel saja?

Gue ikut deh. Siapa tahu ada ovamaltine.”

Karena Mustafa Centre buka selama 24 jam, kami berangkat meski baru pukul tujuh pagi. Di lantai dua pusat perbelanjaan tersebut, kami membeli berbagai macam cokelat tetapi tidak menemukan ovamaltine. Dari sana kami menuju 313@Somerset karena Diah ingin membeli dompet yang kemarin dia lihat. Karena masih terlalu pagi dan mal pasti belum buka, kami membuang waktu dengan berjalan kaki dari Stasiun MRT Dhoby Ghaut. Ke-sok-tahu-an pun mengantarkan kami ke Kiliney Road. Di sinilah terdapat sebuah warung kopi tiam yang cukup banyak di mal Jakarta. Tadinya mau makan di sana tetapi sangat ramai. Sehingga akhirnya Diah memilih makan flatbread di restoran Subway 313@Somerset. Setelah mal buka, barulah kami mencari dompet. Selain itu kami mampir membeli ovamaltine di Candy Empire.

Setelah puas berbelanja, kami kembali ke hotel untuk mengepak barang kemudian check out. Satu tujuan terakhir kami adalah National Museum of Singapore. Letaknya tidak begitu jauh dari tempat kami menginap, masih di kawasan Bencoolen juga.

Kotor amat yah,” ujar gue setelah melihat banyak sampah berserakan di depan museum sisa Night Festival semalam. Kondisi ini agak merusak pemandangan bangunan megah putih bergaya kolonial tersebut. Di loket tiket, kami diberitahu kalau semua gratis kecuali satu galeri dengan biaya 10 dollar. Walaupun agak skeptis karena harganya cukup mahal, kami tetap membelinya karena penasaran.

IMG_3261
IMG_3176
IMG_3191

Menuruti petunjuk petugas museum, kami memulai kunjungan dari lantai dua. Ternyata keraguan gue mulai terbantahkan. Sebelum masuk, kami diberikan tab beserta earphone. Dengan gadget tersebut, kami bisa mendengarkan tentang apa yang kami lihat. Kami tinggal menekan angka di tab sesuai dengan yang ada di lantai sebagai petunjuk. Setiap angkanya akan menjelaskan sejarah dari benda-benda di ruangan tersebut. Beberapa di antaranya disampaikan dalam bentuk dongeng sehingga lebih menarik untuk didengarkan.

IMG_3207
IMG_3222
IMG_3232

Galeri ini ternyata luas sekali dengan banyak lorong. Pengunjung diperkenalkan dengan sejarah Singapura dari zaman pra sejarah hingga menjadi negara maju sekarang ini. Diah lebih khusyuk mendengarkan dan lebih lambat beralih dari satu ruangan ke lainnya. Sedangkan gue terburu-buru karena baterai sudah mau habis padahal banyak ruangan yang ingin dimasuki. Sebenarnya tidak puas berputar selama satu setengah jam. Gue berpikir bahwa untuk memutari galeri ini saja setidaknya dibutuhkan waktu minimal dua jam. Belum lagi ada beberapa galeri lainnya yang sayang untuk dilewatkan. Namun karena waktu yang tidak cukup karena harus segera ke bandara, kami terpaksa menyudahinya.

IMG_3239
IMG_3241
IMG_3243

Makan dulu ya?

Iya di Kopi Tiam saja.

Ternyata pake kartu yah bayarnya. Kayak ribet deh. Mau makan di tempat kemarin kita pertama itu saja enggak?”

Ya sudah.”

Kali ini tidak tersasar lagi, kami dengan mudah menemukan Food Summon. Kami tetap membeli di kedai Java Fusi Indo Malay Fusion. Ketika ibu penjual mendengarkan gue memesan dalam bahasa Indonesia, dia langsung ramah sekali. Beliau dengan baik hati tidak hanya memberikan diskon pada gado-gado dan tahu yang dibeli tetapi juga mengantarkan sepiring kerupuk emping ke meja kami.

IMG_3264

Setelah kenyang kami kembali dan shalat di Masjid Bencoolen yang letaknya tepat di samping Hotel Bencoolen. Dan kami pun berangkat ke bandara untuk kembali ke Jakarta yang ternyata makin gue cinta setelah pulang dari Singapura. Alasannya biarkanlah gue simpan di dalam hati saja…

NB: Foto selengkapnya bisa dilihat di sini.

10 thoughts on “Mengenal Singapura di National Museum of Singapore (Singapore Getaway Part 6-End)

  1. Setelah kenyang kami kembali dan shalat di Masjid Bencoolen yang letaknya tepat di samping Hotel Bencoolen. Dan kami pun berangkat ke bandara untuk kembali ke Jakarta yang ternyata makin gue cinta setelah pulang dari Singapura.

Leave a comment