Kulineran di Yogyakarta

5 Mei 2012

Kunjungan ke Yogyakarta kali ini, gue sudah merencanakan untuk makan di jeJamuran Resto. Sebagai pecinta makanan yang diolah dari jamur sudah jadi keharusan buat gue untuk ke sana.  Setelah mengunjungi Museum Ullen Sentalu di Kaliurang, gue dan Ulin diantarkan teman gue ke jeJamuran Resto. Kalau dari Kaliurang hanya dibutuhkan waktu tak sampai satu jam, begitu juga jika berangkat dari Jalan Malioboro. Menurut gue, lokasi dari restoran ini tidaklah begitu mudah diakses. Tidak ada angkutan umum yang lewat dan lokasinya yang tidak berada di jalan utama. Lokasi tepatnya berada di Niron, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta.

DSCN2338

Banyak pilihan menu makanan yang bisa dinikmati di restoran ini. Makanan-makanan tersebut diolah dari berbagai macam jamur seperti jamur merang, jamur tiram, jamur shitake, jamur enoki dan jamur lainnya. Salah satu makanan favorit pengunjung adalah sate jamur tiram. Sate berbahan baku jamur tiram yang agak kenyal dengan bumbu kacang dan kecap ini tidak kalah enaknya dengan sate dari daging hewan.

Kami juga memesan sate jamur tiram serta makanan lainnya seperti pepes jamur, jamur crispy, jamur asam manis, tongseng jamur, sup jamur,tom yam jamur, dadar jamur, rending jamur, jamur bakar pedas. Karena kami ingin merasakan semuanya sehingga banyak sekali makan yang kami pesan. Sebenarnya porsinya tidak besar tetapi ternyata cukup mengenyangkan. Kami pun tidak dapat menghabiskan semuanya dan sisanya kami bawa pulang.  Tidak hanya makanan saja yang terbuat dari jamur. Ada juga minuman yang terdapat jamur didalamnya yatu Summer Breeze. Minuman bersoda ini ditambahkan jamur enoki yang terasa kenyal seperti  agar-agar. Ada juga wedang dari jamur tapi karena cuaca sedang panas, kami lebih memilih minuman dingin. Harga makanan dan minuman di restoran ini cukup terjangkau dengan kisaran empat ribu hingga belasan ribu rupiah. Bayangkan saja dengan pesanan sebanyak tadi dengan masing-masing dari kami bertiga memesan tiga minuman, kami hanya membayar tak lebih dari dua ratus lima puluh ribu rupiah.

DSCN2342

DSCN2344

DSCN2349

DSCN2350

DSCN2351

Gue mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Ibu Ratidjo, istri dari pemilik restoran ini. Meniurut beliau, semua makanan di restoran ini memiliki bumbu rahasia keluarga. Bumbu masakan telah disiapkan sehingga siapapun koki yang memasak, citarasa makanan yang disajikan akan selalu terjaga. Ide membuka restoran ini dikarenakan adanya kelebihan persediaan jamur yang dimiliki oleh CV  Volva Indonesia juga milik keluarga Ratidhjo. Restoran ini dibuka sejak tahun 1997 berupa tenda kecil dengan satu etalase kaca. Setelah bertahun-tahun, usaha restoran ini kian berkembang. Kini jeJamuran Resto bisa menampung lebih dari 100 orang pelanggan.

Kami juga melihat budidaya jamur yang ada di samping bagian dalam restoran ini. Gue sendiri sempat bertanya kepada pegawai restoran mengenai jamur dan bagaimana cara membudidayakannya. Di sini juga kita bisa membeli bibit-bibit jamur tersebut untuk dibudidayakan di rumah. Menyenangkan sekali rasanya ketika berkunjung ke restoran ini. Selain perut kenyang dengan makanan yang sehat, kami juga bisa mendapat ilmu pengetahuan baru tentang jamur. Kami juga membeli oleh-oleh berupa kerpik jamur untuk keluarga di rumah.

DSCN2339

DSCN2354

Kemudian di sore hari sebelum menyaksikan sendratari Ramayana di Candi Prambanan, kami makan terlebih dahulu di warung Gudeg Yu Djum. Kebetulan lokasinya berada di jalan yang sama dengan tempat kami menginap, Jalan Dagen dekat Malioboro. Rasanya memang belum pas kalau ke Yogyakarta tetapi tidak makan gudeg. Gudeg Yu Djum direkomendasikan seorang teman gue di Jakarta. Kami memesan nasi gudeg dengan suwir daging ayam dan hati ayam. Tadinya kami ingin memesan tahu tempe tetapi sayangnya sudah habis. Menurut gue sih, gudeg Yu Djum ini tidak terlalu istimewa. Bahkan menurut gue, gudegnya terasa terlalu manis dan tidak begitu gurih. Mungkin ada warung gudeg lain yang mesti gue coba.

DSCN2358

DSCN2359

Dari kunjungan gue selama tiga hari di Yogyakarta, hanya dua tempat itu yang bisa dikunjungi. Selebihnya karena urusan padatnya jadwal dan rasa malas, kami makan di hotel ataupun restoran biasa yang bisa ditemukan di mana saja. Memang sudah seharusnya dikhususkan hanya untuk wisata kuliner jika datang ke Yogyakarta lagi. Karena kota ini menawarkan begitu banyak pilihan makanan khas yang bisa dinikmati. Jadi, ke restoran/warung/tempat makan apa di Yogyakarta yang seru dan layak untuk dinikmati kulinernya? Mari kita cari informasinya..

6 thoughts on “Kulineran di Yogyakarta

  1. Ke Jejamuran udah pernah…
    cuman ke Gudeg Yu Djum belum.
    tapi bukannya rasanya sama aja ya? hehe

  2. Salah baca postingan soal makanan di kala perut lagi teriak nyari camilan. Mesti nyoba jejamuran pas ke Jogja ni. *catat*

Leave a comment